Senin, 15 Juli 2019

Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Sistem Pendukung Keputusan (SPK)



            Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat
            SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.

            SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini computer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.


Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu :

  1. Sistem yang berbasis komputer. 
  2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan 
  3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual 
  4. Melalui cara simulasi yang interaktif 
  5. Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama.


Komponenkomponen Sistem Pendukung Keputusan: 

1.      Data Management System 

Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengambilan, penyimpanan dan pengaturan data data yang relevan dengan konteks keputusan yang akan diambil. Selain itu, komponen ini juga menyediakan berbagai fungsi keamanan, prosedur integritas data, dan administrasi data secara umum yang berkaitan dengan SPK. Berbagai tugas ini dilakukan dalam data management system beserta beberapa sub sistemnya yang diantaranya meliputi database, database management system, repository data, dan fasilitas query data. 

2.      Model Management System 

Sistem ini menampilkan aktivitas pengambilan, penyimpanan dan pengaturan data dengan berbagai model kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analitis untuk SPK. 

3.      Knowledge Base 

Aktivitas yang berkaitan dengan pengenalan masalah, dan menghasilkan solusi final maupun sementara, halhal yang berkaitan dengan manajemen proses pemecahan masalah merupakan inti dari komponen ini. Knowledge base merupakan “otak” dari kelima komponen SPK. Data dan model diolah untuk kemudian hasilnya menjadi bahan pertimbangan bagi user dalam mengambil keputusan. 

4.      User Interface 

Adalah jalur penghubung antara sistem dengan user, sehingga komponen komponen sistem SPK dapat diakses dan dimanipulasi dengan mudah oleh user untuk memberikan dukungan pada pengambilan keputusan. Kemudahan penggunaan dan komunikasi antar user dan SPK pada dasarnya merupakan ukuran keberhasilan penggunaan SPK itu sendiri. 

5.      User(s) 

Desain, implementasi dan pemanfaatan SPK tidak akan efektif jika tidak disertai peran pengguna. Kemampuan, ketrampilan, motivasi, dan pengetahuan pengguna sebagai pengatur SPK, akan menentukan efektivitas dari penggunaan SPK.





Share:

Sistem Informasi Manajemen SDM




Sistem informasi manajemen (SIM) juga biasa dikenal dengan sebutan management information system (MIS) merupakan sistem yang direncanakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarluaskan data berupa informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai fungsi manajemen. Sementara menurut business dictionary, sistem informasi manajemen adalah pendekatan yang terorganisasi untuk mempelajari kebutuhan informasi manajemen organisasi di setiap tingkat guna pengambilan keputusan operasional, taktis, dan strategis.

Cara kerja sistem informasi manajemen, dimulai dari pemprosesan data kemudian disimpan dalam database terpusat di mana ia dapat diakses dan diperbarui oleh semua orang yang memiliki wewenang sesuai dengan tujuan mereka

Manfaat sistem informasi manajemen :
1.            Meningkatkan ekstabilitas data yg tersaji secara tepat wajtu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.            Menjamin terjadinya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.            Mengembangkan proses perencanaan yg efektif.
4.            Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.            Menetapkan investasi yg akan diarahkan pd sistem informasi.
6.            Mengantisipasi dan memahami konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.            Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem
Keterkaitan dalam kehidupan seperti:
a.              Dalam sebuah perusahaan: kebutuhan efisien waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan sistem ini dalam lingkungan kerjanya.
b.              Dalam dunia bisnis: dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai jaringan komunikasi internet.
Ada beberapa contoh sistem informasi manajemen dalam perusahaan atau organisasi yang umum diterapkan pada banyak perusahaan atau organisasi, seperti: 

  1. Enterprise Resource Planning | ERP 
  2. Transaction Processing System (TPS) Sistem Pemprosesan Transaksi
  3. Office Automation System (OAS) Sistem Otomatis
  4. Knowledge Work System (KWS) Sistem Kerja Pengetahuan
  5. Decision Support System (DSS) Sistem Pendukung Keputusan
  6.  Expert System (ES) and Artificial Intelligent (AI)
  7. Informatic Management System (IMS) Sistem Manajemen Informasi
  8. Information Reporting System (IRS) Sistem Pelaporan Informasi
  9. Group Decision Support System (GDSS) Sistem Pendukung Keputusan Kelompok
  10. Executive Information System (EIS) Sistem Informasi Eksekutif
  11. Supply Chain Management (SCM) Manajemen Rantai Pasokan

SUMBER :


Share:

Sistem Informasi Manajemen


Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen atau biasa disebut “SIM” (dalam bahasa Inggris adalah Management Information System, MIS) merupakan suatu sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, teknologi, dokumen dan juga prosedur oleh akuntansi manajemen untuk bisa memecahkan masalah bisnis. Contohnya seperti layanan, biaya produk atau juga suatu strategi bisnis.
Sistem informasi manajemen tersebut bisa dibedakan dengan sistem informasi biasa disebabkan SIM ini digunakan untuk bisa menganalisis sistem informasi lain yang digunakan pada suatu aktivitas operasional dalam suatu organisasi. Jika dilihat dari sisi akademis, istilah SIM biasanya digunakan untuk merujuk pada suatu kelompok metode manajemen informasi yang berhubungan dengan otomatisasi atau bisa juga dukungan terhadap pengambilan suatu keputusan manusia. Adapun contohnya meliputi tentang sistem informasi eksekutif, sistem keputusan dan sistem pendukung keputusan.

Tujuan :
1.      Menyediakan suatu informasi untuk pengambilan suatu keputusan.
2.      Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan didalam suatu perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan juga perbaikan berkelanjutan.
3.      Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan di dalam suatu perhitungan harga pokok produk, jasa dan tujuan lainnya yang diinginkan oleh manajemen.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). 

Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
·         Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
·         Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
·         Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternativedisebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian.Manajer harus memiliki visi serta memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.

 
Manfaat dan Fungsi
1.      Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
2.      Meningkatkan aksesbilitas data yang ada secara akurat dan tepat waktu bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.
3.      Meningkatkan efisiensi dan efektifitas data yang tersaji akurat dan tepat waktu.
4.      Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.      Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
6.      Mempermudah pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan, pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki hubungan komando atau koordinasi dengannya.
7.      Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja yang terkoordinir dan sistematis.
8.      Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
9.      Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
10.  Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
11.  Meningkatkan produktifitas dan penghematan biaya dalam suatu organisasi.
12.  Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
13.  Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

Level Organisasi

v  Straegic-Level-System, membantu manajer senior untuk menangani dan menghadapi isu strategic dan perencanaan jangka panjang.

Contoh : ESS (Executive Support System).
v  Manajement–Level-System, membantu dalam monitoring kontrol pengambilan keputusan dan kegiatan administratif dari manajer menengah.
Contoh : MIS (Manajemen Information System)
                DSS (Decision Support System)
v  Operation-Level-System, membantu manajer operasional untuk menjaga agar agar kegiatan dan transaksi sehari-hari perusahaan berjalan dengan lancar.
Contoh : TPS (Transaction Processing System)
TPS (Transaction Processing System)
-          TPS adalah sistem bisnis dasar yang melayani level operasional organisasi
-          TPS adalah sistem komputerisasi yang mencatat transaksi rutin yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
-          Contoh : Entry pesanan penjualan, sistem reservasi hotel, penggajian, penyimpanan, data pegawai dan pengiriman.
-          Terdapat 5 kategori fungsional TPS yaitu sales/marketing, manufacturing (Production, Finance/accounting, Human Resources, dan jenis TPS lain yang spesifik untuk industri tertentu.
-          Manajer memerlukan TPS untuk memonitor status operasi internal dan hubungan perusahan dengan lingkungan eksternal. 
MIS (Management Information System)
-          MIS membantu level manajemen dalam organisasi, menyediakan laporan dan juga akses online mengenai cetakan historis dan kinerja terkini dari organisasi.
-          MIS terutama membantu fungsi organisasi yaitu dalam perencanaan, pengendalian dan pengambil keputusan.
ESS (Executive Support Sysem)
-          ESS membantu manajer senior dalam berinteraksi dengan lingkungan perusahaan dengan berpegang pada grafik dan pendukung komunikasi lainnya.

Decision Support System (DSS)
-          Sistem ini membantu para manajer dalam mengambil keputusan dengan cara mengamati lingkungan dalam perusahaan


Share:

Minggu, 14 Juli 2019

PROJECT MANAGEMENT PLAN


Perencanaan Manajemen Proyek


Project Management Plan dibuat oleh Project Manager, ditandatangani oleh Key Stakeholder, dan menjadi dasar (baseline) rencana Project. Jika terdapat perubahan, maka secara formal perubahan tersebut akan masuk ke dalam Change Control dan menjadi bahan perbandingan antara Project Actual dan Project Baseline. Setelah Project Manager menyelesaikan dokumen Project Management Plan, selanjutnya akan diadakan Kick-Off Meeting untuk memulai Project secara resmi. Tujuan dari Kick-Off Meeting adalah untuk memberitahukan kepada Stakeholder bahwa secara resmi Project berjalan dan memberikan gambaran kepada setiap Stakeholder mengenai aktivitas-aktivitas apa saja yang akan dilakukan. Intinya menyamakan pandangan. Project kecil maupun besar, pembuatan dokumen Project Management Plan adalah keharusan

Apa itu Project Management Plan?
Project Management Plan didefinisikan oleh PMBOK Guide sebagai:
         Dokumen yang menjelaskan bagaimana proyek akan dieksekusi, dimonitor dan dikendalikan, dan ditutup.
Sedangkan menurut buku Rita Mulcahy’s PMP Exam Prep:
         Rencana pengelolaan mendokumentasikan strategi untuk mengelola proyek dan proses yang terkait dengan bidang pengetahuan tentang ruang lingkup, jadwal, biaya, kualitas, sumber daya manusia, komunikasi, risiko, pengadaan, dan manajemen pemangku kepentingan. Project Management Plan

Project Management Plan
Project Management Plan berisi penjelasan bagaimana rencana-rencana dan keputusan Project dijalankan. PMBOK menyebut Project Management Plan sebagai “living document”, artinya jika terdapat perubahan pada rencana Project ketika Project berjalan, maka Project Management Plan juga harus diupdate.
Kenapa disebut sangat penting? Ini karena Project Management Plan bersisi rencana-rencana, objective, apa saja “deliverable” yang akan diberikan ke Customer, bagaimana cara menangani suatu project, bagaimana risiko ditangani, siapa yang bertanggung jawab, bagaimana Project Manager memonitor dan menangani Project, bagaimana perubahan ditangani oleh team dan Project Manager. Jika kita mencoba menyederhanakan isi dari Project Management Plan, isinya berupa 4W (Why, What, Who, When) dan 1H (How).

Isi dokumennya sendiri adalah sebagai berikut:
1.     Scope Management Plan
2.     Schedule Management Plan
3.     Cost Management Plan
4.     Quality Management Plan
5.     Human Resource Management Plan
6.     Communications Management Plan
7.     Risk Management Plan
8.     Procurement Management Plan
9.     Stakeholder Management Plan
10.                        Scope Baseline
11.                        Schedule Baseline
12.                        Cost Baseline

Baselines
Project Management Plan memiliki baseline yang dibuat dalam fase Planning. Terdapat tiga baseline, yaitu:
         Scope Baseline: berisi Project Scope Statement, WBS, dan WBS Dictionary
         Schedule Baseline: berisi Project Schedule yang memiliki Start Date dan End Date untuk masing-masing aktivitas.
         Cost Baseline: berisi Project Budget.

Ketiga baseline tersebut biasa disebut juga sebagai Performance Measurement Baseline, karena Project Manager akan selalu membandingkan antara Project yang berjalan dengan baseline tersebut. Performance ini kemudian akan menjadi report kepada :
         Stakeholder mengenai kondisi Project, apakah masih in scope atau out of scope, apakah under, within atau over budget, dan apakah behind, on, atau ahead schedule.
         Setiap ada perubahan terkait dengan baseline selama Executing dan Monitoring & Controlling, maka perubahan tersebut akan masuk ke dalam Change Control System. Jika disetujui, maka Project Manager dapat mengupdate baseline di dalam Project Management Plan.

Share: